Monday, April 4, 2011

Beo Nias Yang Pintar

FLORA dan FAUNA
 
Beo Nias, Peniru Suara Manusia yang Mulai Langka

JAKARTA – Istilah membeo sudah sangat memasyarakat. Kebiasaan mengikuti ucapan orang lain yang dilakukan burung beolah yang menjadi ide istilah itu. Ironisnya, semakin banyak orang yang mempunyai kebiasaan membeo, tapi beo Nias (Gracula religiosa) —salah satu jenis beo pintar dari Pulau Nias— justru kian sedikit populasinya. Berdasar penelitian Institut Pertanian Bogor (IPB) bersama Departemen Kehutanan, pada akhir 1996 sampai Agustus 1997, jumlah beo Nias di habitat tinggal tujuh ekor.
Barangkali jumlah burung cerdas ini di pasar burung atau sangkar para pencinta burung justru lebih banyak lagi. Namun yang jelas, beo Nias kini dilindungi sebagai hewan langka dengan dasar hukum Peraturan Perlindungan Binatang Liar Tahun 1931, SK Mentan Tanggal 26 Agustus 1970 No. 421/Kpts/Um/8/1970, UU No. 5 Tahun 1990. Masuk dalam bangsa Passerifosmes dan suku Strunidae, beo Nias memang berasal dari Pulau Nias, Sumatera Utara. Mereka termasuk burung berukuran sedang, dengan panjang tubuh 40 sentimeter. Bagian kepalanya berbulu pendek.
Sepanjang cuping telinga menyatu di belakang kepala dan bentuknya menggelambir ke arah leher. Gelambir cuping telinga ini berwarna kuning mencolok. Di bagian kepala juga terdapat sepasang pial yang berwarna kuning dan terdapat di sisi kepala. Iris matanya berwarna coklat gelap. Paruh runcing berwarna kuning agak oranye. Hampir seluruh badannya tertutup bulu yang berwarna hitam pekat, kecuali bagian sayap berbulu putih. Kaki berwarna kuning dengan jari-jari berjumlah empat. Tiga jari di antaranya menghadap ke depan, sedangkan yang lain menghadap ke belakang.
Mereka suka menghuni hutan-hutan rimba yang berdekatan dengan perkampungan atau tempat terbuka. Beberapa tahun silam mereka masih bisa ditemui di kawasan Pulau Nias, Pulau Babi, Pulau Tuangku, Pulau Simo dan Pulau Bangkaru. Tapi kini sudah cukup sulit untuk dicari. Maklum saja, beo Nias betina sekali bertelur hanya menghasilkan dua sampai tiga butir telur saja. Itu pun tidak semuanya bisa bertahan hingga menetas. Jenis burung satu ini sangat senang hidup berpasangan, terkadang berkelompok.(mer)

No comments:

Post a Comment

Berilah komentar yang bersifat membangun karena kritikan addalah awal dari kebenaran