Saturday, July 9, 2011

Pemulihan Ekonomi Pulau Nias Harus Berkesinambungan



Pulau Nias adalah sebuah Pulau yang terletak di Sebelah Barat Pulau Sumatra,Indonesia. Pulau dengan luas 5.318 km2 ini berpenduduk 800.000 jiwa. Sejak tahun 2003 pulau ini dibagi menjadi 2 (dua) kabupaten yaitu kabupaten Nias dengan Ibukota Gunung Sitoli dan Nias Selatan dengan Ibukota Teluk Dalam. Kabupaten Nias terdiri dari 14 Kecamatan 439 desa dan 97.109 rumahtangga. Dan Kabupaten Nias Selatan terdiri dari 8 Kecamatan 212 desa dan 61.276 rumahtangga. Yang menjadi mata pencaharian utama di 2 kabupaten ini adalah : Pertanian (kopra, nilam, coklat dan karet, dll.), Nelayan, Peternakan, dan pengusaha mikro. Nias secara Geografis sangat terisolir dari Pulau Sumatera, sehingga informasi dan arus perdagangan keluar Nias menjadi sulit. Proses ini akan terus memiskinkan rakyat di Nias. Dan selama ini peran-peran ekonomi dipegang oleh Toke (pengusaha) yang sangat eksploitatif dan monopolistic, tidak berpihak pada rakyat tapi lebih berpihak pada penguasa. Keadaan ini semakin diperburuk dengan datangnya bencana Tsunami tanggal 26 Desember tahun 2004 yang lalu dan semakin diperparah dengan Gempa dengan kekuatan 8,7 SR pada tanggal 28 Maret 2005 yang memporakporandakan pulau ini yang mengakibatkan kerugian yang sangat besar yakni korban jiwa sebanyak 839 orang maupun korban material seperti 1 267 unit rumah rusak total, 32.578 unit rumah tidak bisa dihuni, 5.386 unit perahu nelayan yang rusak dan ditambah dengan rusaknya infrastruktur (jalan, Jembatan dll) dan fasilitas publik (rumahsakit, sekolah, rumah Ibadah, pasar, terminal, jaringan telephon, listrik, dll), sehingga diperkirakan total kerugian akibat bencana Tsunami dan Gempa di Nias sebesar Rp. 4,1 triliun (www.NiasIsland.com). Bantuan terus mengalir kepada masyarakat Nias tapi masih bersifat emergency (bantuan tanggap darurat), bantuan tidak hanya dari lembaga-lembaga yang ada di Indonesia tetapi dari lembaga-lembaga Internasional. Pada pertemuan negara donor untuk rekonstruksi Nias pada tanggal 15 Juni 2005 yang lalu diperkirakan besaran biaya untuk rehabilitasi dan rekonstruksi nias membutuhkan biaya sebesar Rp. 4,4 triliun. Sementara dana yang tersedia dari Pemerintah Pusat sebesar Rp.2,1 triliun dengan demikian kekurangan dana untuk rekronstruksi Nias sebesar Rp.2,3 Triliun Pemerintah Pusat mengharapkan bantuan dari donor international. Berdasarkan hasil temuan saat Need Assestment ke Nias oleh Tim PKM Sumut, korban jiwa yang terbesar adalah di kalangan para toke yang sebelumnya mereka ini menjadi orang �kunci� bagi jalannya roda ekonomi di Nias, tetapi dengan hilangnya mereka menimbulkan persoalan yang sangat signifikan bagi lancarnya roda ekonomi di Nias seperti misalnya tidak adanya yang menampung hasil produk petani, persoalan lain adalah 1. Hilangnya alat tangkap dan perahu nelayan yang mengakibatkan aktifitas ekonomi nelayan lumpuh 2. Rusaknya pasar yang sebelumnya menjadi sentra para pedagang kecil menjalankan roda ekonomi pasca bencana kegiatan ekonomi para pedagang lumpuh total, 3. Sebagian besar yang bekerja di sektor jasa seperti tukang jahit, salon, bengkel, rental komputer/wartel (banyak yang kehilangan alat produksi baik karena korban bencana maupun korban penjarahan. Kosentrasi para lembaga yang datang membantu masih berpusat pada bantuan emergensi, kesehatan, pendidikan, perumahan. Berdasarkan hasil diskusi di 2 lembaga yang dikunjungi yakni Yayasan Melati dan LBATANI diperoleh informasi bahwa sejauh ini bantuan untuk penguatan ekonomi masih sebatas pemberian perahu bagi para nelayan, inipun sarat dengan masalah dimana perahu yang dikirim tidak layak pakai sesuai dengan kondisi laut tempat mereka beroperasi (pengakuan seorang bapak dari sirombu). Sementara pemerintah juga kosentrasi untuk pembangunan infrastruktur dan pasilitas publik seperti jalan, jembatan, gedung sekolah, listrik,telepon, dll). Dengan kondisi diatas masyarakat sangat terpuruk secara ekonomi, yang kalau tidak segera diatasi akan memperburuk keadaan masyarakat secara holistik dan dikhawatirkan konflik sosial akan bisa muncul. Dengan Melihat kondisi tersebut PKM Sumut turut ambil bagian dan pro aktif untuk melakukan tindakan pemulihan ekonomi di Nias. Dengan demikian kesejahteraan rakyat nias segera pulih, dan diperkirakan minimal dapat mempercepat kembali pertumbuhan ekonomi rakyat Nias yang tidak eksploitatif tetapi lebih menguatkan masyarakat Nias sendiri. Tujuan jangka panjang program pemulihan Nias ini adalah terciptanya tatanan ekonomi yang berbasis kekuatan rakyat dengan sistim distribusi yang tidak eksploitatif. Sedangkan tujuan jangka pendek dalam 3 tahun pertama adalah : 1. Tersedianya CO yang handal dan mampu membangun CBO dan CSO menuju kemandirian. 2. Terdapat CBO-CBO yang handal untuk mensejahterakan para anggotanya. 3. Tersedianya Jaringan Organisasi Masyarakat sipil dan Jaringan Pemasaran bagi Produk rakyat. 4. Terselenggaranya lembaga keuangan rakyat bagi dampingan mitra lokal. Adapun Program Yang akan dikembangkan adalah : 1. Peningkatan kapasitas SDM ( CO Maupun CBO). 2. Penguatan Organisasi Masyarakat (CBO). 3. Permodalan bagi CBO (Penyediaan alat produksi, sarana pemasaran berupa truk dan kapal, revolving fund (LKM)). 4. Pengembangan Jaringan Organisasi maupun Jaringan Pemasaran.Melakukan Pendampingan. 5. Pengadaan relawan yang dapat mendampingi Mitra Lokal Penerima manfaat program adalah para petani, nelayan dan pedagang di Pulau Nias khususnya di Kabupaten Nias yang merupakan dampingan mitra lokal Yayasan Melati dan LBATANI, yang juga sebagai penanggungjawab pelaksanaan program, dimana strategi yang akan dibangun adalah pengembangan kapasitas, pengembangan jaringan dan technical asistensi. Kegiatan yang dilakukan, A. Meningkatkan kapasitas SDM CO CBO, melalui pelatihan, lokakarya, seminar dan study banding. Berdasarkan hasil need assestment, pelatihan yang akan dilakukan adalah: 1. Melakukan Pelatihan teknis untuk peningkatan kemampuan teknis bagi Petani, Nelayan, Pedagang. 2. Melakukan Pelatihan Membangun Kesadaran Berorganisasi bagi setiap kelompok dampingan Yayasan Melati dan LBATANI yang memiliki kegiatan ekonomi. 3. Pelatihan Menejement Organisasi bagi kelompok dampingan. 4. Pelatihan Pengorganisasian bagi CO lokal. 5. Pelatihan Pembukuan keuangan kelompok. 6. Pelatihan CU atau simpan pinjam bagi kelompok dan bagi CO. 7. Pelatihan pemasaran produk. 8. Pelatihan analisa usaha. 9. Pelatihan Ekonomi Rumahtangga. Kegiatan Lokakarya dapat dilakukan dalam rangka membangun jaringan organisasi rakyat serta membangun jaringan pemasaran. Sedangkan kegiatan semiloka dapat dilakukan dalam rangka membangun ekonomi Nias berbasis masyarakat. B. Penguatan Organisasi Masyarakat (CBO). CBO (Kelompok Swadaya Masyarakat) merupakan subyek yang menjadi pelaku utama dari seluruh program ini, oleh karena itu para CBO ini harus benar benar diberdayakan baik keanggotaan, kepengurusan, menejemen organisasi, permodalan maupun jaringan organisasi dan pemasaran produk, agar mampu berkembang secara mandiri dalam mencapai tujuannya. Untuk ini dibutuhkan CO yang akan melakukan pendampingan secara intensif. C. Permodalan bagi CBO (Penyediaan alat produksi, sarana pemasaran berupa truk dan kapal, revolving fund (LKM). Dalam mempercepat pemulihan ekonomi dari sisi pemasaran dan distribusi hasil-hasil usaha dari petani dan nelayan, sangat perlu mendapat dukungan berupa sarana seperti kapal yang dapat mengangkut hasil bumi yang berada di pulau-pulau terpencil dan truk yang dapat mengangkut hasil untuk di jual ke pasar domestik. Semua sarana yang dibutuhkan harus melalui revolving fund sehingga peran kelompok akan berperan besar dalam menjalankan semua program yang ada. D. Pengembangan Jaringan Organisasi maupun Jaringan Pemasaran. 1. Membangun sistem komunikasi yang efektif sesama CBO 2. Tersedianya database mengenai segala produk CBO sehingga memudahkan dalam pemasaran lebih lanjut. 3. Adanya sentra-sentra produksi yang menjadi ciri khas suatu CBO didaerah tertentu 4. Membuat media pemasaran produk (produk petani, nelayan dan pengrajin) yang efektif E. Melakukan pendampingan. Mitra lokal dalam membangun kekuatan masyarakat perlu melakukan pendampingan yang intens dan efektif dengan cara, melakukan pendampingan terhadap kelompok-kelompok, memfasilitasi diskusi-diskusi, membangun/fasilitasi jaringan kelompok ditingkat lokal, melakukan kunjungan-kunjungan lapangan dan membangun gerakan. F. Menempatkan Relawan PKM di Nias Untuk Technical Assisten bagi CSO dan CBO mitra kerja. Untuk mendukung suksesnya program yang dijalankan perlu ada rekruitment relawan yang dapat bekerja penuh selama program berlangsung, hal ini menjadi sesuatu yang penting karena : 1. Jauhnya Jarak dan sulitnya transportasi untuk menjangkau beberap daerah yang ada Nias. 2. Secara Social kultural masyarakat Nias terkenal keras dan lugas dengan pendidikan masyarakat yang sangat rendah akan menjadi kendala dalam CSO/CBO untuk memahami program secara tepat. Indikator Pencapaian Program. 1. Terdapat 10 kelompok di Yayasan Melati dan 5 kelompok di LBATANI yang kritis dan menyadari pentingnya kegiatan berkelompok serta aktif mengembangkan ekonomi di Nias. 2. Terdapat 10 orang CO yang handal melakukan pendampingan di Nias. 3. Tersedia sejumlah dana untuk permodalan yang akan digulirkan di masyarakat . 4. Terdapat 1 jaringan pemasaran petani. 5. Terdapat 2 LKM yang memfasilitasi permodalan ke rakyat. 6. Terdapat 1 Jaringan organisasi rakyat. Manajemen Program : 1. Pelaksana Program adalah Mitra Lokal (CSO dan CBO) yakni Yayasan Melati dan LBATANI. 2. Yayasan Melati yang memiliki dampingan sebanyak 42 kelompok yang tersebar di kecamatan Sirombu, Gunung Sitoli, Teluk Dalam, Mandrehe dan Lahewa. 3. LBATANI memiliki dampingan di 3 kecamatan di 13 desa. 4. Technical Asistensi, monitoring dan evaluasi terhadap jalannya program adalah PKM Sumut. 5. Technical Asistensi dan pendampingan terhadap mitra lokal adalah relawan yang direkrut khusus utuk program ini. Demikian kondisi objektif dan Rencana Program Pemulihan Ekonomi Di Pulau Nias � Sumatra Utara Pasca Bencana, dengan harapan bahwa komitmen untuk terus melakukan perubahan dan membangun kembali Nias adalah keinginan kita bersama.

No comments:

Post a Comment

Berilah komentar yang bersifat membangun karena kritikan addalah awal dari kebenaran